BAB 3
PEMBAHASAN 4
1. Pengertian
akhlak perjalanan
Perjalanan
dalam bahasa Arab disebut dengan kata rihlah-safrah-masirah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, perjalanan diartikan perihal (cara, gerakan) berjalan atau bepergian
dari suatu tempat menuju tempat yang lain untuk suatu tujuan. Secara Istilah,
perjalanan sebagai aktivitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah
dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi .
Islam
sebagai salah satu-satunya agama yang mengatur kegiatan manusia dalam melakukan
perjalanan, mulai dari masa persiapan perjalanan, ketia masih berada di rumah,
selanjutnya pada saat dalam perjalanan, dan ketika sudah kembali pulang dari
suatu perjalanan.
2. Bentuk
akhlak perjalanan
Islam
mengajarkan agar setiap perjalanan yang dilakukan bertujuan untuk mencari rida
ALLAH. Rasulullah saw. bersabda: “ Tidak
seorang keluar meninggalkan rumahnya, kecuali di pintu rumahnya ada panji.
Sebuah di tangan malaikat dan sebuahnya lagi di tangan setan. Kalau tujuannya
kepada apa yang diridhai (disenangi) ALLAH Azza wa Jalla, maka dia diikuti
malaikat dengan panjinya sampai dia pulang ke rumah. Apabila tujuannya yang
dimurkai ALLAH, maka setan dengan panjinya mengikutinya sampai dia pulang ke
rumahnya. (H.R. Ahmad).
Diantara
jenis perjalanan (safar) yang dianjurkan dalam Islam, yakni pergi haji, umrah,
menyambung silahturahmi, menuntut ilmu, berdakhwa, berperang di jalan ALLAH, mencari
karunia ALLAH. Perjalanan safar berfungsi untuk menyehatkan kondisi jasmani dan
rohani dari kelelahan dan kepenantan dalam menjalankan aktivitas.
Sebagai
pedoman, Islam mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan, yaitu sebagai
berikut:
1. Bermusyawarah
dan salat istikharah.
2. Mengembalikan
hakdan amanat kepada pemiliknya.
3. Membawa enam
benda yang disunahkan Rasulullah saw. (gunting, siwak, tempat celak, tempat air
minum,, cebok, dan wudu).
4. Mengajak
Istri ataupun anggota keluarganya.
5. Wanita tidak
boleh pergi seorang diri.
6. Memilih
kawan pendamping yang saleh.
7. Mengangkat
pemimpin rombongan.
8. Berpamitan
pada keluarga dan Handai Tolan serta mohon doa restu.
9. Memilih hari
Kamis dan salat dua rakaat sebelum berangkat.
10. Menolong
kawan sepanjang jalan.
11. Tidak lama meninggalkan
Istri.
12. Takbir tiga
kali dan berdoa.
13. Jangan
pulang mendadak.
14. Salat dua
rakaat.
3. Nilai
positif akhlak perjalanan
Imam Gazali
berpendapat bahwa “ bersafarlah,
sesungguhnya dalam safar memiliki beragam keuntungan”. Keuntungan melakukan
perjalanan, diantaranya, sebagai berikut.
1. Perjalanan
dapat menghibur diri dari kesedihan.
2. Perjalanan
menjadi sarana bagi seorang untuk mencari hasil usaha (mata pencarian).
3. Perjalanan
dapat mengantarkan seorang untuk memperoleh tambahan ilmu.
4. Dengan
melakukan perjalanan, maka seseorang dapat lebih banyak mengenal adab dan
kesopanan.
5. Perjalanan
akan dapat menambah kawan yang baik dan mulia.
4. Membiasakan
akhlak perjalanan
Perjalanan
dapat memberikan manfaat yang besar, terutama menambah wawasan, pengalaman,
bahkan kebanggaan terhadapt segala yang di peroleh selama melakukan
perjalanana. Segala keperluan ataupun bekal selama perjalanan harus disiapkan
secara lengkap dan matang. Segala kemungkinan dan resiko yang terjadi selama
dalam perjalanan harus di waspadai dan di antisipasi.
Perjalananyang
dosertai dengan agenda yang jelas. Dan telah usai melakukan perjalanan,
bersyukur dan renungkanlah segala hal yang ditemukan selama dalam perjalanan.