Jumat, 22 Februari 2013

AKHLAK PERJALANAN


BAB 3
PEMBAHASAN 4

1.     Pengertian akhlak perjalanan
Perjalanan dalam bahasa Arab disebut dengan kata rihlah-safrah-masirah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perjalanan diartikan perihal (cara, gerakan) berjalan atau bepergian dari suatu tempat menuju tempat yang lain untuk suatu tujuan. Secara Istilah, perjalanan sebagai aktivitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi .
Islam sebagai salah satu-satunya agama yang mengatur kegiatan manusia dalam melakukan perjalanan, mulai dari masa persiapan perjalanan, ketia masih berada di rumah, selanjutnya pada saat dalam perjalanan, dan ketika sudah kembali pulang dari suatu perjalanan.

2.     Bentuk akhlak perjalanan
Islam mengajarkan agar setiap perjalanan yang dilakukan bertujuan untuk mencari rida ALLAH. Rasulullah saw. bersabda: “ Tidak seorang keluar meninggalkan rumahnya, kecuali di pintu rumahnya ada panji. Sebuah di tangan malaikat dan sebuahnya lagi di tangan setan. Kalau tujuannya kepada apa yang diridhai (disenangi) ALLAH Azza wa Jalla, maka dia diikuti malaikat dengan panjinya sampai dia pulang ke rumah. Apabila tujuannya yang dimurkai ALLAH, maka setan dengan panjinya mengikutinya sampai dia pulang ke rumahnya. (H.R. Ahmad).
Diantara jenis perjalanan (safar) yang dianjurkan dalam Islam, yakni pergi haji, umrah, menyambung silahturahmi, menuntut ilmu, berdakhwa, berperang di jalan ALLAH, mencari karunia ALLAH. Perjalanan safar berfungsi untuk menyehatkan kondisi jasmani dan rohani dari kelelahan dan kepenantan dalam menjalankan aktivitas.
Sebagai pedoman, Islam mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan, yaitu sebagai berikut:
1.      Bermusyawarah dan salat istikharah.
2.      Mengembalikan hakdan amanat kepada pemiliknya.
3.      Membawa enam benda yang disunahkan Rasulullah saw. (gunting, siwak, tempat celak, tempat air minum,, cebok, dan wudu).
4.      Mengajak Istri ataupun anggota keluarganya.
5.      Wanita tidak boleh pergi seorang diri.
6.      Memilih kawan pendamping yang saleh.
7.      Mengangkat pemimpin rombongan.
8.      Berpamitan pada keluarga dan Handai Tolan serta mohon doa restu.
9.      Memilih hari Kamis dan salat dua rakaat sebelum berangkat.
10.  Menolong kawan sepanjang jalan.
11.  Tidak lama meninggalkan Istri.
12.  Takbir tiga kali dan berdoa.
13.  Jangan pulang mendadak.
14.  Salat dua rakaat.

3.     Nilai positif akhlak perjalanan
Imam Gazali berpendapat bahwa “ bersafarlah, sesungguhnya dalam safar memiliki beragam keuntungan”. Keuntungan melakukan perjalanan, diantaranya, sebagai berikut.
1.      Perjalanan dapat menghibur diri dari kesedihan.
2.      Perjalanan menjadi sarana bagi seorang untuk mencari hasil usaha (mata pencarian).
3.      Perjalanan dapat mengantarkan seorang untuk memperoleh tambahan ilmu.
4.      Dengan melakukan perjalanan, maka seseorang dapat lebih banyak mengenal adab dan kesopanan.
5.      Perjalanan akan dapat menambah kawan yang baik dan mulia.

4.     Membiasakan akhlak perjalanan
Perjalanan dapat memberikan manfaat yang besar, terutama menambah wawasan, pengalaman, bahkan kebanggaan terhadapt segala yang di peroleh selama melakukan perjalanana. Segala keperluan ataupun bekal selama perjalanan harus disiapkan secara lengkap dan matang. Segala kemungkinan dan resiko yang terjadi selama dalam perjalanan harus di waspadai dan di antisipasi.
Perjalananyang dosertai dengan agenda yang jelas. Dan telah usai melakukan perjalanan, bersyukur dan renungkanlah segala hal yang ditemukan selama dalam perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar